Minggu, 25 November 2012

KECEMASAN BERKOMPUTER (COMPUTER ANXIETY) DAN KARAKTERISTIK TIPE KEPRIBADIAN PADA MAHASISWA AKUNTANSI


KATA    PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat taufik dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapatterselesaikan tepat pada waktunya.
Penulisan makalah yang berjudul “ Kecemasan Berkomputer dan Berkepribadian pada Mahasiswa Akuntansi ” ini, bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan dampak dari Kepribadian Mahasiswa Akuntansi Terhadap Masyarakat Indonesia pada umumnya.
Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, itudikarenakan kemampuan penulis yang terbatas.Namun berkat bantuan dan dorongan serta bimbingan dari Bapak dosen mata kuliah Pengantar IlmuEkonomi, serta berbagai bantuan dari berbagai pihak, akhirnya pembuatan makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. 
Penulis berharap dengan penulisan makalah ini dapat bermanfaatkhususnya bagi penulis sendiri dan bagi para pembaca umumnya serta semogadapat menjadi bahan pertimbangan untuk mengembangkan dan meningkatkan prestasi di masa yang akan datang.

 
Jakarta, 22 November 2012



 
Penulis




KECEMASAN BERKOMPUTER (COMPUTER ANXIETY) DAN KARAKTERISTIK TIPE KEPRIBADIAN PADA MAHASISWA
AKUNTANSI
Bab 1
Pendahaluan
A.   Latar Belakang
Dalam dekade terakhir, sistem informasi berbasis komputer mengalami perubahan yang signifikan hampir di semua bidang. Tingkat pertumbuhan komputer dalam perusahaan terus bertambah tiap tahunnya. Hal ini dikarenakan peran teknologi komputer yang memberikan banyak kemudahan dan keuntungan dalam dunia bisnis. Memiliki keunggulan dalam bidang teknologi khususnya komputer dapat menjadi nilai tambah bagi perusahaan yang ingin memenangkan persaingan di dunia usaha yang sedemikian ketatnya. Kondisi tersebut secara langsung memberi dampak pada pola kerja sistem informasi akuntansi.
Menyadari pentingnya penguasaan teknologi komputer dalam dunia bisnis, para pengajar akuntansi menekankan pentingnya penggunaan komputer dan software di sebagian besar mata kuliah akuntansi untuk membekali para mahasiswa sehingga dapat meningkatkan nilai jual mereka di masa depan. Hal ini dilakukan dengan mengintegrasikan penggunaan komputer ke dalam kurikulum pengajaran akuntansi. Keberhasilan program pendidikan akuntansi yang telah terintegrasi dengan komputer ini sangat dipengaruhi oleh sikap mahasiswa terhadap komputer.
Namun ketika teknologi komputer telah menjadi elemen yang melengkapi dan tidak terpisahkan dari proses pendidikan akuntansi, masih ada mahasiswa yang bereaksi negatif mulai dari tanggapan yang pasif hingga penolakan yang sangat keras terhadap penggunaan komputer. Mereka yang bereaksi negatif tersebut percaya bahwa kelak di dunia kerja mereka dapat menemukan pekerjaan yang tidak dipengaruhi oleh teknologi komputer.
Dalam menghadapi perkembangan baru teknologi informasi, seseorang dapat menyikapi kehadiran komputer secara berbeda dan tak jarang disikapi dengan penolakan. Penolakan ini mungkin disebabkan oleh ketidaktahuan sederhana tentang komputer atau mungkin juga disebabkan oleh kegelisahan yang mendalam atau ketakutan berlebih terhadap teknologi komputer (Jay, 1981 dalam Emmons, 2003) yang sering disebut dengan "computerphobia". Adanya perubahan baru terkadang menimbulkan tekanan (stress). Tekanan yang timbul dapat berupa anxiety (kecemasan) namun ada pula yang menghadapinya sebagai tantangan. Kecemasan didefinisikan sebagai perasaan yang kuat berupa ketakutan (fear) dan keprihatinan yang tidak berhubungan dengan situasi khusus yang mengancam (Cherrington, 1994 dalam Wibowo dan Hardiningsih, 2003).
B.   Rumusan Masalah
1.      Tingkat kecemasan berkomputer pada mahasiswa akuntansi akan bervariasi menurut tipe kepribadian mereka.
2.      Tingkat kecemasan berkomputer pada mahasiswa akuntansi akan bervariasi menurut jenis kelamin mereka.
3.      Tingkat kecemasan berkomputer pada mahasiswa akuntansi akan bervariasi
menurut IPK mereka.
Bab 2
Pembahasan
1.    Kecemasan Berkomputer
Kecemasan berkomputer adalah ketakutan atau kecemasan akan dampak teknologi komputer pada saat ini atau di masa depan yang dapat mengakibatkan konsekuensi fisiologis. Tingkat kecemasan berkomputer ini akan diukur menggunakan instrumen CARS. CARS terdiri dari 20 item pernyataan dan diberi skor 1 hingga 5 di mana 1 menunjukkan jawaban "tidak cemas" dan 5 menunjukkan jawaban "sangat cemas sekali". CARS menghasilkan jumlah skor kecemasan berkomputer dan dirancang untuk membedakan individu yang technophobic atau cemas akan komputer dengan mereka yang tidak technophobic atau tidak cemas akan komputer (Rosen dan Weil, 1995). Skor 20-41 akan menunjukkan tidak technophobia, skor 42-49 menunjukkan technophobia tingkat rendah, dan skor 50-100 menunjukkan technophobia tingkat sedang/tinggi.
2.    Tipe Kepribadian
Tipe kepribadian yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah tipe kepribadian yang sesuai dengan teori Jung (1921) yang diukur menggunakan MBTIsehingga nantinya responden akan digolongkan ke dalam satu dari 16 tipe kepribadian yang merupakan kombinasi dari kedelapan sifat yang terbagi ke dalam tempat dimensi dikotomi. Skala yang digunakan untuk mengukur variabel tipe kepribadian ini adalah skala nominal.
3.    Jenis Kelamin
Variabel jenis kelamin diukur dengan menggunakan skala nominal, dibedakan atas kelompok pria atau wanita. Data diperoleh dari jawaban kuesioner atas pertanyaan jenis kelamin responden.
4.     Indeks Prestasi Kumulatif
IPK dalam penelitian ini dibagi ke dalam empat kategori, yaitu <2,75; 2,76 – 3,00; 3,01 – 3,50; 3,51 – 4,00. Subyek dalam penelitian ini diminta untuk menunjukkan pada interval mana IPK mereka termasuk. Pengukuran variabel IPK menggunakan skala nominal.
Instrumen
Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian. Pada bagian pertama, mahasiswa melengkapi MBTI. Mahasiswa kemudian diklasifikasikan sesuai dengan tipe kepribadian mereka. Bagian kedua dari instrumen berisi CARS yang akan menentukan tingkat kecemasan berkomputer yang ditunjukkan para responden. Selain MBTI dan CARS, terdapat survei demografis untuk mengumpulkan informasi mengenai jenis kelamin dan IPK dari setiap responden. Instrumen MBTI yang digunakan untuk mengidentifikasi tipe kepribadian individu mengacu pada Myers dan McCaulley (1985) sedangkan instrumen CARS yang digunakan untuk mengkur variabel penggunaan komputer mengacu pada Rosen dan Weil (1995).
Bab 3
Penutup
Kesimpulan :
Penelitian ini menunjukkan bahwa fenomena kecemasan berkomputer terjadi di kalangan mahasiswa akuntansi konsisten dengan pernyataan Rosen dan Weil (1990). Untuk mengatasi hal tersebut, pihak kampus mungkin perlu mempertimbangkan untuk menambah mata kuliah yang berhubungan dengan sistem informasi berbasis komputer yang sifatnya wajib di samping melengkapi sarana teknologi komputer di lingkungan kampus serta mengadakan pelatihan-pelatihan komputer yang bertujuan untuk membuat mahasiswa lebih mengenal teknologi komputer sehingga diharapkan terjadi penurunan tingkat kecemasan berkomputer seiring dengan semakin berkembangnya teknologi.
Saran :
Mahasiswa akuntansi yang merupakan tunas-tunas profesional akuntan. Penelitian selanjutnya sebaiknya juga meneliti kecemasan berkomputer pada profesional akuntan. Tingkat computerphobia para profesional akuntan ini kemudian dapat dibandingkan dengan tingkat computerphobia pada para mahasiswa akuntansi yang baru saja lulus sehingga dapat diketahui apakah terjadi penurunan tingkat computerphobia atau setidaknya tidak terjadi peningkatan.
Daftar Pustaka
Alim, M.A., Hapsari, T., & Purwanti, L. (2007). Pengaruh Kompetensi dan Independensi Terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai Variabel Moderasi. Simposium Nasional Akuntansi X. Makassar: 26-28 Juli.
Cherrington, D.J. (1994). Organizational Behaviour. Second Edition. Allyn & Bacon.
Emmons, B. A. (2003). Computer Anxiety, Communication Preferences, and Personality Type in the North Carolina Cooperative Extension Service. Unpublished doctoral dissertation, North Carolina State University.
Engler, B. (1999). Personality Theories: An Introduction. Fifth Edition. Boston, MA: Houghton Muffin College Press.
Geyer, P. (1998). Science and Culture in Action: An Historical Examination of the
Acceptance of the Work of C. G. Jung and Isabel Myers. Presented at the Third Multicultural Research Conference: Psychological Type and Culture East and West, Honolulu, HI.
 
Hawkins, J. (1985). Computers and girls: Rethinking the issues. Sex Roles, 13, 165- 180.
Itryah. (2004). Perbedaan Intensitas Penggunaan Internet Ditinjau dari Tipe Kepribadian Dan Jenis Kelamin. Jurnal PSYCHE, 1 (1).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar